laporan observasi geomorfologi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Geomorfologi berasal dari kata Yunani yang
arti “Geo” adalah Bumi, “Morpho” adalah bentuk, serta “logos” juga
adalah ilmu, jadi geomorfologi berarti ilmu yang mempelajari
tentang bentuk bumi atau roman muka bumi. Dan ilmuan teus meneliti tenang
kejadian yang terjadi pada bumi ini,seprti gempa bumi, erosi, ledakan gunung
berapi atau pngangkatan atau juga penurunan suatu dataran terjad dalamproses
yang sangat lama serta kejadian yang lain, yang berhubungan dengan bumi.
Sejarah tentang ilmu geomorfologi dikenal sejak zaman Yunani kuno.
Pertam kali orang eropa memakai suatu istilah dari isografi yang
diartikan sebagai ilmu tentang isi rangkuman iklim,
metereologi, oceanografi, dan geografi. Tetapi para ahli Amerika cendeung
menggunakan istilah geomorfologi, karena ilmu ini sangat erat kaitannya dengan
ilmu geologi.
Permukaan bumi selalu mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu
sebagai akibat proses geomorfologi, baik berasal dari dalam bumi (endogen)
maupun proses yang bersal dari luar bumi (eksogen).proses tenaga endogen
termasuk kegiatan kegunungapian dan proses-proses pembentukan perbukitan dan
pergunungan (diatropisme) akan mengakibatkan perubahan bentuk permukaan bumi.
Tenaga epirogenesa merupakan proses pengangkatan kerak bumi dalam wilayah yang sangat luas
dengan kecepatan relatif lamba, misalnya pengangkatan benua, sedangan orogenesa
merupakan pengangkatan pada daerah yang relatif sempit dalam waktu yang
singkat, misalnya pembentukan pergunungan lipatan. Proses endogen tersebut
sangat berpengaruh terhadap pembentukan struktur geologi antara lain :
v
Struktur horizontal
v
Lipatan
v
Sesar atau blok
v
Struktur volkan
v
Pergunungan kompleks
B.
Tujuan Observasi
Tujuan observasi yaitu :
1.
Dengan adanya observasi
kita bisa mengetahui dan memahami teori yang kita pelajari pada mata kuliah
geomorfologi.
2.
Kita bisa melihat
langsung bagaimana keadaan kemiringan lereng.
3.
Kita langsung
menghitung berapa kemiringan lereng yang ada di babah dua, lampuuk.
4.
Dan bisa mengatahui
bagaimana yang termasuk dari bentukan lahan struktural.
C.
Manfaat
Observasi
1. Menambahkan
pengalaman saat mendaki gunung mata ie, walaupun kami tidak dapat menemukan
doline
2. Melihat
langsung tebing-tebing terjal bentuk-bentuk muka bumi dan melihat pengikisan
batuan baik dari tenaga endogen maupun eksogen.
D.
Waktu
dan Tempat
Observasi mata kuliah
geomorfologi dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 01 Juni 2015
Tempat : Gunung mata ie
pantai
babah dua lampuuk
Waktu : 10.30-18.00 WIB
BAB II
PROSEDUR KERJA
A. Alat
dan Bahan
v Cairan
HCL
v Pipet
tetes
v Meteran
v Rol
Siku
v Tali
v Kayu
berukuran 1 meter
v Timba
v Alat
tulis
B. Langkah kerja
a.
Mata Ie
Saat
berada di mata ie kami ingi mencari obyek yang di teliti rupanya kami salah
menaiki gunung mata ie, sehingga kami gagal meneliti bagaimana keadaan doline
tersebu dan bentuk nya. Akhirnya kami memutuskan untuk melihat Goa yang ada
pada gunung mata ie tersebut. Kami mengamati bagaimana gua tersebut bisa
seperti itu, karena itu di akibat kan oleh pengangkatan yang terjadi akibat
proses dari struktural dan patahan maupun sesar, karena gua tersebut jikalau
air hujan turun terus menerus maka batuan yang ada tersebut makin membesar krna
akibat dari air hujan. Dan kami juga mengamati keadaan yang mengalami patahan ,
dan sesar darul imarah.
b.
Babah dua lampuuk
Berbeda
yang kami amati di mata ie, di babah dua kami langsung mengamati obyek yang
ingin kami teleti yaitu :
1.
Mencari tempat
kemiringan lereng.
2.
Dan meneteskan HCL pada
batuan yang berbeda warna agar bisa membedakan mana yang bereaksi dan mana yang
tidak bereksi.
3.
Menancapkan kayu yang
berukuran 1 meter, tegak lurus dengan permukaan tanah.
4.
Kemudian letakkan kayu
yang arahnya sejajar dengan permukaan tanah sehingga membentuk sudut 90o atau
bentuk tegak lurus dengan kayu yang sebelumnya.
5.
Kemiringan yang menguhubungkan titik keduanya di ukur
dengan meteran yang telah di sediakan.
BAB
III
LANDASAN
TEORI
A.
Analisa hasil observasi
1.
Gunung Mata ie
Pengunungan
mata ie merupakan daerah dataran tinggi, hutan yang terdapat di pengunungan ini
termasuk tipe hutan tropis.Sebagian besar dikelilingi oleh banyak tumbuhan yang
memiliki ranting yang menjalar hampir ke seluruh pegunungan serta semak belukar
dan tumbuhan berduri yang ada di dalam kawasan gunung terebut.
Pegunungan
ini terjadi akibat dari proses lipatan yang bersifat denudesional dan kemudian
mengalami proses pengangkatan,dan hal ini di tandai dengan adanya patahan
batuan yang ada di sekitar pegunungan serta bukit terjal yang mengelilinginya.
Struktur tanah yang terdapat di kawasan gunung mata ie merupakan hasil dari
pelapukan batuan yang keras dan belum mengalami pelapukan secara sempurna,
sehingga merupakan tanah yang subur.
Terbentuknya
goa karena terdapatb batuan kapur dan jga terdapat salaktit, goa yang kami
jumpain merupakan bentuklahan karst. Goa yang terdapat di mata imerupakan patahan dan sesar. Doline hasil proses dari
pelarutan yang berbentuk corong.
Stalagtit adalah :bila batuan dalam sebuah
gua terlihat menggantung kebawah dari langit langit gua dan bentuknya
mengerucut .mengecil kebawah ,panjangnya tergantung tetesan air yang mengucur
diatasnya,ada yang menjuntai hingga 1 meter atau lebih atau kurang dari
itu,dengan ujung ujungnya yang runcing.
Stalagmit adalah :bila batuan tersebut
membentuk gunung gunung kecil dan bentuknya juga tidak sama ada yang tinggi dan
rendah,dan kadang antara stalagmit dan stalagtit ''bertemu''dan membentuk tiang
tiang batu pada gua gua tersebut.
Mengapa jadi terbentuk kedua hal tersebut ini akibat dari air
hujan yang merembes kesela sela atas gua dan masuk kedalam ,lalu bertemu batuan
kapur yang ada unsur kimianya dan ini di sebut ''kalsium karbonat''dan
berproses ,sehingga air yang menetes dari atas banyak mengandung zat
kimianya,lalu kemudian air yang tercampur dengan zat kapur tadi menetes dan
sebagian menguap,yang menghasilkan endapan endapan kecil yang perlahan
tumbuh,menggantung kebawah jadilah yang disebut''Stalagtit'',dan yang
jatuh kelantai gua menjadi stalagmit.
·
Bentukanlahan bentuk asal proses pelarutan
Akibatnya yaitu :
ü Terdapat batuan yang mudah larut(batu gamping dan dolomit)
ü Batu gamping denga kemurnian tinggi
ü Mempunyai lapisan batuan yang tebal
ü Terdapat banyak retakan
ü Daerah tropis basah,dan
ü Vegetasi tertutup yang lebat
2. Babah
dua lampuuk
Pantai
babah dua merupakan daerah pesisir, yang memiliki kemiringin lereng diberbagai
tempat.Di pantai ini juga terdapat batuan hasil lipatan yang terjadi dalam air
laut.Daerah ini merupakan pantai atau daerah pesisir yang memiliki keindahan
tersendiri.Di samping tempatnya yang indah dan nyaman untuk berkreasi bersama
keluarga kita juga dapat menyaksikan keindahan alam yang luar biasa.

Kawasan pantai
babah dua lampuuk
a. Bentuklahan
bentukan asal struktural dan marin
Bentuk
lahan struktural terbentuk akibat adanya proses endogen ( tenaga berasal dari
dalam kerak bumi) yang disebut proses tektonik atau diatropisme. Proses ini
meliputi pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehingga erbentuk
struktur geologi yaitu :
v Lipatan
v Patahan
Tenaga
penyebab terjadinya bentukan struktural dapat berupa tekanan dari lapisan
diatasnya yang tebal ke arah vertikal (bawah).
Adapun
beberapa contoh gambar bentuklahan bentukan structural, yaitu sebagai berikut:

Di pantai babah dua ini kita juga dapat
melihat bentuklahan bentukan asal marin. Proses marin ini sangatlah berpengaruh
terhadap daerah pesisir di sepanjang pantai. Selain itu, berbagai proses yang
lain seperti proses tektonik masa lampau,erupsi gunungapi,perubahan muka air laut.
Daerah pesisir merupakan daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena
pengaruh langsung dari aktifitas marin.
Salah
satu contoh dari proses marin yaitu:
v Pesisir
bertebing terjal,
v Pesisir
bergesik,
v Pesisir
berawa payau.
b. Pesisir
bertebing terjal
Didaerah
tropik basah seperti indonesia pada umumnya menunjukan kenampakan yang mirip
dengan lereng dan lembah pengikisan didaerah pendalaman. Sebatas daerah diatas
ombak, lahan umumnya tertutup oleh fegetasi, sedangkan bagian bawahnya umumnya
berupa singkapan batuan. Aktivitas pasang surut dan gelombang mengikis bagian
tebing sehingga membentuk bekas bekas abrasi seperti :
v Tebing
v Tebing
bergantung
v Rataan
gelombang pasang surut
Batuan
yang terdapat di tebing yang terjal yang terletak di kawasan babah dua memiliki
struktur yang berbeda-beda.Jika kita melihat dengan nilai kesenian itu
merupakan sebuah seni yang tak ternilai maknanya. Namun, saat ini timbul
pertanyaan di pikiran kita, apa yang menyebabkan tebing tersebut terjal dan
memiliki bentuk yang tak sama? dan jawabannya adalah karena tebing tersebut
mengalami pengikisan oleh angin maupun air (ombak).Bagian bawah tebing terlalu
ke dalam,dan berbeda dengan tebing yang ada di bagian atasnya yang terlalu
mencondong ke arah pantai. Ini merupakan salah satu akibat pengikisan yang di
lakukan oleh air (ombak) bagian bawah tebing selalu terkena hembusan ombak, dan
semakin lama semakin mundur, berbeda dengan bagian tebing yang diatas.
Ada
pula batuan-batuan yang terdapat di tebing tersebut lama-kelamaan mengalami pelapukan
dan akan jatuh ke permukaan pantai sebagai tekstur yang sudah berubah. Bukan
lagi jenis batu, melainkan tekstur lain yaitu tanah.
c. Batuan
kapur
Cairan
HCL ditetes kan pada batuan yang berbeda warna agar bisa membedakan batuan yang
dapat berbuih atau bereaksi dan yang tidak bereaksi, karena batuan yang
terdapat di kawasan babah dua merupakan batuan kapur yang dapat berbuih jika
diteteskan HCL. Jika salah atu dari batuan tersebut diteteskan cairan HCL akan
mengeluarkan busa atau berbuih.
Pasir
yang terdapat di pantai babah dua itu mengandung zat kapur yang mudah bereaksi.


Gambar batuan yang bereaksi
Dalam
melakukan percobaan ini kami ada membedakan 4 batuan yang berbeda warna agar
bisa membedakan mana yang dapat berbuih dan cepat bereaksi, selain meneteskan
HCL kami juga melakukan dengan meneteskan H2O. Pada batuan yang mengandung
kapur H2O tidak dapat berbuih atau bereaksi.
Batuan
kapur merupakan batuan sedimen yang terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate).Sumber utama dari calcite ini adalah organisme
laut. Batuan kapur atau batuan
gamping (limestone) termasuk batuan sedimen.Batuan sedimen sering pula disebut
dengan batuan endapan. Batuan ini berwarna putih, kelabu, atau warna lain yang
terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3). Batuan kapur ini pada dasarnya berasal
dari sisa-sisa organisme laut seperti kerang, siput laut, radiolarit,
tumbuhan/binatang karang (koral), dan sebagian yang telah mati.
d.
Menghitung
kemerengan lereng
Lereng
merupakan sebuah permukaan tanah yang terbuka yang berdiri membentuk sudut
tertentu terhadap horizontal namun tanpa
memiliki perkuatan. Lereng dapat terjadi secara ilmiah maupun buatan
manusia.Jika tanah tidak horizontal, untuk mengetahui kemiringan lereng,
identifikasi tentang garis kontur juga dapat untuk mengetahui bentuk
lereng.Berdasarkan bentuknya, lereng dapat berbentuk seragam, cekung, ataupun
cembung.Lereng dapat pula berbentuk tegak lurus atau tebing, sehingga bila
digambarkan menunjukkan garis kontur yang saling berimpit. Komponen gravitasi
akan cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah.
Setelah
dosen ataupun asisten dosen memberikan arahan serta bagaimana cara mengukur
kemiringan suatu lereng, maka kami di tugaskan untuk mengukur sendiri
kemiringan lereng di tiga tempat yang berbeda, dengan tujuan agar kami lebih
bisa memahami bagaimana cara mengukur
lereng tersebut dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
v Sudut
kemiringan lereng terjal 90o
90-82=
8o
101-90=
11o
110-90=
20o


Gambar menghitung kemerengan lereng
B.
Kemudahan dalam
observasi
Dalam melakukan
observasi ini, kami juga mendapat kemudahan.Ketika mendaki gunung mata ie,
kawan-kawan saling membantu, kerja sama dalam mendaki gunung, kekompakan
bagaikan keluarga. Dosen ataupun pembimbing tak henti-hentinya memberikan
arahan serta masukan kepada kami dalam menjalakan setiap kegiatan,ini sangat
membantu dan memudahkan kami dalam menyelesaikan segala tugas yang ada.
C. Kesulitan
dalam observasi
Medan area nya sangat terjal sehingga
waktu mendaki gunung susah sedikit krena medan nya terlalu juram, sehingga kami
kesulitan menemukan doline, dan tidak bisa melihat melihat bagaimana bentuk
doline. Ketika menaiki gunung itu memang harus betol-betol hati. kiri kanan di
penuhi dengan ranting pohon serta semak.
BAB
IV
PENUTUP
1. Observasi
merupakan pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu
masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin ataupun
pembuktian terhadap informasi /keterangan yang diperoleh sebelumnya.
2. Geomorfologi
merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perubahan-perubahan dasar bentuk
permukaan bumi baik itu mengenai proses geomorfologi, tenaga geomorfologi, dan
bentuk lahan akibat geomorfologi yang disebabkan oleh tenaga geomorfologi
tertentu.
3. Permukaan
bumi selalu mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu sebagai akibat
proses geomorfologi, baik yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun proses
geomorfologi yang berasal dari luar bumi (eksogen).
4. Pengunungan
mata ie merupakan daerah dataran tinggi dan hutan yang terdapat di pengunungan
ini termasuk tipe hutan tropis.
5.
Pantai babah dua
merupakan daerah pesisir, yang memiliki kemiringin lereng diberbagai tempat,
dan di pantai ini juga terdapat batuan hasil lipatan yang terjadi dalam air
laut.
6.
Lereng merupakan sebuah
permukaan tanah yang terbuka yang berdiri membentuk sudut tertentu terhadap
horizontal namun tanpa memiliki
perkuatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asikin,
sukendar.Geologi Struktur Indonesia.geologi
ITB.
Hasmunir.
2011.Geomorfologi. Banda
Aceh.Unsyiah.
Sujosumarto.1977.Proses-proses bentuklahan alami.Jakarta.
Comments