LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN II SABANG GEOGRAFI UNSYIAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan
agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya bagi para mahasiwa di semester
V, dan tentunya setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan serta membuat
laporan Kuliah Kerja Lapangan. Secara garis besar seperti yang kita lihat bahwa
pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian
praktek dalam skala kecil dengan intensitas yang terbatas, agar dapat memahami
dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa
tentunya perlu melakukan pelatihan kerja secara langsungn di instansi atau
lembaga - lembaga yang berkaitan dengan program studi yang ditempuh.
Praktek yang dilakukan
oleh seorang geografiwan tentu harus membandingkan terlebih dahulu objek dari
penelitiannya ke wilayah mana serta memiliki semua objek kajian geografi yang
cocok terhadap apa yang di pelajari secara teori. Sehingga dengan menimbang dan
memutuskan diwilayah mana praktek/observasi yang memiliki kesemua fenomena yang
di teliti akhirnya memilih pulau weh di karenakan pulau weh banyak
fenomenya-fenomena yang terjadi di sana untuk di jadikan tempat
praktek/obserfasi dan tergolong hampir lengkap.
Kuliah keja lapangan dilaksanakan di
Kota Sabang letaknya berada di Pulau Weh merupakan bagian dari Daerah Provinsi
Aceh . Pulau Weh memiliki beberapa pulau di sekitarnya diantaranya Pulau
Rubiah, Klah, Seulako dan Pulau Rondo.
1.2. Rumusan Masalah
1. bagaimana cara menghitung kemiringan
lereng di tiap lokasi ?
2. bagaimana suhu udara disetiap lokasi ?
3. bagaimana cara mengetahui ph air dan
tanah ?
4. bagaimana cara menghitung nilai
kelembaban dan ketinggian tempat dari permukaan laut ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan
dari kuliah kerja lapangan (KKL) ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk menempuh
pengalaman atau melihat dari dekat dunia kerja pada daerah yang ada kaitannya
dengan kajian bidang ilmu yang bersangkutan.
2.
Dapat memahami
rangkaian kegiatan pada daerah tersebut
3.
Dapat
memberikan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
1.4.Waktu dan Tempat
Kuliah kerja
lapangan (KKL) II di sabang ini dilakukan pada beberapa tempat, antara lain
sebagai berikut
1.
Sumur tiga,
dilakukan pada hari sabtu, 3 Desember 2016, pukul 09.30 WIB.
2.
Mata ie,
dilakukan pada hari sabtu, 3 Desember 2016, pukul 12.00 WIB.
3.
Benteng jepang
kelurahan anoi hitam, dilakukan pada hari sabtu, 3 Desember 2016, pukul 01.00
WIB.
4.
Anoi hitam,
dilakukan pada hari minggu 3 Desember 2016, pukul 02.00 WIB.
5.
Jaboi,
dilakukan pada hari sabtu 3 Desember 2016, pukul 04.00 WIB.
6.
Danau aneuk
laot, dilakukan pada hari minggu 4 Desember 2016, pukul 09.30 WIB.
7.
Bendungan Paya
Sinara Kec. Suka karya, dilakukan pada hari minggu 4 Desember 2016, pukul 10.30 WIB.
8.
Pria laot,
dilakukan pada hari minggu 4 Desember 2016, pukul 11.30 WIB.
9.
KM 0, dilakukan
pada hari minggu 4 Desember 2016, pukul 15.00 WIB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Batuan
Batuan
adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam
kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi yang
menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya menghasilkan
tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang
beraneka ragam.
2.2.
Kemiringan
lereng
Kemiringan
lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang
disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen yang terjadi sehingga
mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan
bumi.
Posisi lereng terdiri dari puncak lereng,
lereng atas, lereng tengah, lerengbawah, dan kaki lereng. Pergerakan air secara
vertikal akan melarutkan bahanbahantanah dan mengakibatkan bahan-bahan tanah
menurun serta terakumulasi dilereng bawah. Posisi lereng turut mempengaruhi
besar aliran permukaan. Air yangmengalir di permukaan tanah akan terkumpul di
bagian bawah lereng, dengandemikian berarti lebih banyak air yang mengalir dan
makin besar kecepatannya dibagian bawah lereng.
2.3.
Suhu Udara
Suhu udara adalah
keadaan panas udara yang di sebabkan oleh panas matahari. Factor-faktor yang
mempengaruhi banyak sedikitnya panas matahari yang di terima oleh bumi adalah
keadaan awan, keadaan bidang permukaan, sudut sinar datang, dan lamanya
penyinaran matahari. Suhu udara di permukaan bumi bervariasi karena sinar
matahari menyebar tidak merata di permukaan bumi.
2.4.
Kelembaban
udara
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan
absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur
kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah
bangunan dengan sebuah pengawalembap.
2.5.
Suhu Air laut
Suhu air laut
adalah suatu faktor yang penting bagi kehidupan organisme di lautan, hal ini
disebabkan karena suhu mempengaruhi perkembangan organisme-organisme tersebut.
Suhu air laut di permukaan bumi menunjukkan ada perbedaan-perbedaan walupun
tidak besar, seperti suhu air di Samudera Atlantik rata-rata 16,9° C; suhu air
di Samudra Hindia rata-rata 17,0° C; dan suhu air di Samudra Pasifik rata-rata
19,1° C Rata suhu air laut di dunia 17,4°C.
2.6.
Pasir
Pasir merupakan
material granular alami yang belum terkonsolidasi. Pasir terdiri dari
butiran-butiran yang berukuran dari 1/16 – 2 mm. Pasir terbentuk karena adanya
proses pelapukan fisik dan kimia pada batuan. Proses pelapukan ini biasanya
dipelajari secara terpisah, tetapi pada kenyataannya kedua proses ini biasanya
berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung dalam proses
pelapukan
2.7.
Vegetasi
Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang
menempati suatu ekosistem. Ada pula yang mengartikan vegetasi sebagai semua spesies tumbuhan yang
terdapat dalam suatu wilayah yang luas, yang memperlihatkan pola distribusi
menurut ruang dan waktu.
2.8.
Sistem
koordinat geografis
sering disebut
dengan sistem koordinat geodetis ini dikembangkan oleh Greenwich (dari Inggris)
yang membagi bumi menjadi dua bagian irisan yaitu irisan melintang yang disebut
dengan garis lintang mulai dari katulistiwa (equator), membesar ke arah kutub
(utara maupun selatan) sedangkan yang lain membujur mulai dari garis Greenwich
(dekat dengan Inggris) membesar ka arah barat dan timur. Satuan skala koordinat
dibagi dalam derajat lintang 0° sampai 90° dan bujur 0° sampai 180°. Lintang
berada di utara dan selatan equator, sedangkan bujur memanjang dari timur ke
barat dari bujur Greenwich. Koordinat ini biasanya ditulis dalam satuan
derajat, menit, dan detik, misalnya 110°35’32”, dan seterusnya.
2.9.
Ketinggian Tempat
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya
dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat
tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah
berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu
udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius.
2.10.
Proses-proses
geologi
Proses geologi adalah
semua aktivitas yang terjadi di Bumi baik yang berasal dari dalam Bumi
(Endogen) maupun yang berasal dari luar Bumi (Eksogen). Gaya endogen adalah
gaya yang berasal dari dalam bumi seperti orogenesa dan epirogenesa magmatisme
dan aktivitas Vulkanisme, sedangkan gaya eksogen adalah gaya yang bekerja di
permukaan bumi seperti pelapukan, erosi dan mass-wasting serta sedimentasi.
2.11.
Proses
Geomorfologi
Secara
garis besar, tenaga dan proses geomorfologi itu dapat dikelompokkan atas 3
golongan. Adapun mengenai Tanaga eksogen, merupakan tenaga dari luar bumi,
tenaga ini menimbulkan proses perubahan pada permukaan bumi yang disebut proses
eksogen atau proses epigen. Air yang mengalir di permukaan bumi, adanya angin
yang bertiup, gletser yang bergerak, adanya gelombang dan arus laut, penyinaran
matahari, hujan, turunnya salju dan sebagainya, merupakan kekuatan yang dapat
menyebabkan terjadinya prose perubahan pada permukaan bumi.
2.12.
pH tanah
PH
tanah adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan
skalah pH yang disebut pH menter. Selain menggunakan pH meter,mengukur pH tanah
bisa juga dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus. Namun pengukuran
menggunakan kertas lakmus memiliki keterbatasan karena tidak bisa diketahui
angka skala pH tersebut.
2.13.
Topografi
Topografi adalah
perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah,termasuk di dalamnya adalah
perbedaan kemiringan lereng, panjang lereng,bentuk lereng, dan posisi lereng. Topografi
merupakan salah satu factor membentuk tanah. Topografi dalam proses pembentukan
tanah mempengaruhi:
a. Jumlah air hujan
yang meresap atau ditahan oleh massa tanah;
b. Dalamnya air tanah;
c. Besarnya erosi;
d. Arah gerakan air
berikut bahan terlarut di dalamnya dari satu tempat ke tempat lain
(Hardjowigeno, 1993).
Hubungan antara lereng dengan sifat-sifat
tanah tidak selalu sama disemua tempat, hal ini disebabkan karena faktor-faktor
pembentuk tanah yang berbeda di setiap tempat. Keadaan topografi dipengaruhi
oleh iklim terutama oleh curah hujan dan temperatur (Salim, 1998).
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1
Alat Dan Bahan
a)
2 Batang Stok Kayu ukuran 1 m
b)
Higrometer
c)
Meteran
d)
Unting-Unting
e)
Tali/benang
f)
Palu geologi
g)
Gunting/cutter
h)
Pipet tetes
i)
Kaca Pembesar
j)
Termometer
k)
HCL
l)
H2O2
m)
Kertas lakmus
n)
Timba
o)
GPS
p)
Busur
q)
Kompas
3.2
Langkah- Langkah Kerja
1.Pengukuran Lereng
Dalam
melakukan pengukuran lereng, langkah kerja yang dilakukan adalah:
a.
Mencari bentuk lahan yang miring.
b.
Menancapkan sebuah kayu berukuran 1 meter, tegak
lurus di permukaan tanah.
c.
Gantungkan unting-unting dengan menggunakan benang
pada ujung kayu yang tegak tadi untuk memastikan bahwa kayu sudah benar-benar
berdiri dengan tegak dan lurus.
d.
Kemudian letakkan kayu yang lain sejajar dengan
permukaan tanah sehingga membentuk sudut kemiringan lereng.
e.
Lalu ukur sudut pertemuan antara dua buah kayu
tersebut dengan menggunakan busur.
f.
Hasil yang didapat kemudian dikurangi dengan 90แต
sehingga didapatkan kemiringan lereng terhadap permukaan tanah.
g.
Hadap lereng dapat di lihat dengan menggunakan
kompas.
h.
Panjang lereng dapat diukur dengan menggunakan
meteran
1.
Mengetahui Kadar Kapur
dan Bahan Organik
a.
Kadar zat Kapur
Untuk mengetahui kadar kapur di dalam batuan maupun tanah
dapat dilakukan dengan cara meneteskan cairan HCl pada tanah ataupun batuan
tersebut. Apabila terjadi reaksi maka menandakan bahwa tanah/batuan tersebut
mengandung kapur. Sebaliknya bila tidak terjadi reaksi maka menandakan bahwa
tanah/batuan tersebut tidak mengandung zat kapur.
b.
Kadar
Bahan Organik
Untuk mengetahui kadar bahan organik di dalam batuan
maupun tanah dapat dilakukan dengan cara meneteskan cairan H2O2 pada tanah
ataupun batuan tersebut. Apabila terjadi reaksi maka menandakan bahwa
tanah/batuan tersebut mengandung bahan organik. Sebaliknya bila tidak terjadi
reaksi maka menandakan bahwa tanah/batuan tersebut tidak mengandung bahan
organik
.
2. Mengukur
Suhu
Untuk mengukur suhu baik itu suhu udara maupun suhu air
maka alat yang digunakan adalah termometer. Untuk mengukur suhu udara,
termometer hanya perlu di pegang pada bagian atasnya secara tegak lurus pada
daerah yang terdapat udara bebas. Dan kemudian bisa di lihat pada termometer
sampai mana air raksa di dalam termometer akan naik dan berhenti, maka itulah
suhunya.
Sedangkan untuk pengukuran air, termometer yang bagian
bawah (air raksa) dicelupakan ke dalam air yang ingin diukur suhunya, dan
dipegang scara tegak lurus juga pada bagian atas. . Dan kemudian bisa di lihat
pada termometer sampai mana air raksa di dalam termometer akan naik dan
berhenti, maka itulah suhunya.
3. Megukur
Posisi (Koordinat) dan Elevasi
Mengukur posisi tempat observasi berlangsung serta elevasinya dapat diukur
dengan menggunakan alat GPS.
4. Mengukur
Sumur
Langkah-langkah dalam mengukur sumur adalah:
a.
Tentukan
sumur. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran yang diberi pemberat di
ujungnya untuk memudahkan pengukuran.
b.
Ukurlah
jarak dari permukaan tanah ke bibir sumur
c.
Kemudian
ukurlah diameter cincin sumur
d.
Ukurlah
jarak atau tinggi dari permukaan air sumur ke bibir sumur
e.
Ukurlah
kedalaman sumur hingga bibir sumur.
f.
Hitunglah
kedalaman muka air dengan cara jarak permukaan air ke bibir sumur dikurang
dengan jarak dari permukaan tanah ke bibir sumur.
5. Mengukur
pH
Untuk mengukur pH langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
1.
ph air
2.
Ambillah air pada sumur atau air laut secukupnya
3.
Teteskanlah air tersebut pada kertas lakmus.
4. Amatilah reaksinya.
5. Setelah bereaksi,
cocokkanlah warna tersebut dengan yang ada pada kotak kertas lakmus.
6. Tentukanlah pH-nya dengan
cara melihat angka pada warna yang telah dicocokkan.
a)
pH tanah
1. Ambillah secukupnya dan
masukan ke dalam wadah kemudian larutkan dengan air netral.
2.
Celupkan kertas lakmus pada larutan tersebut.
3.
Amatilah reaksinya.
4.
Setelah bereaksi, cocokkanlah warna tersebut dengan yang ada
pada kotak kertas lakmus.
5.
Tentukanlah pH-nya dengan cara melihat angka pada warna yang
telah dicocokkan.
BAB IV
HASIL OBSERVASI
4.1 Sumur Tiga
·
Tabel Hasil pengukuran di air sumur
Keterangan
|
Hasil
Pengukuran
|
Posisi
|
50 25 '25,3'' LU dan 95
ͦ 20'29,2'' BT
|
Suhu udara
|
26,3 oC
|
Kedalaman
muka air ke cincin
|
4,27 m
|
Warna
|
Jernih dan bening
|
Kedalaman dasar
sumur ke cincin
|
5,6 m
|
Kelembaban
|
90% sangat
tinggi
|
Tinggi permukaan tanah ke bibir
sumur
|
56 cm
|
Bibir sumur
|
10cm
|
Ph air
|
7 netral
|
Diameter sumur
|
127cm
|
Muka air ke muka sumur
|
3,9m
|
Rasa air
sumur
|
Tawar &
tidak berbau
|
Suhu air
sumur
|
28oC
|
Ketinggian
|
14 Mdpl
|
Warna air
sumur
|
Bening
|
·
Tabel hasil pengukuran Tanah
Keterangan
|
Hasil pengukuran
|
Jenis batuan
|
Batuan kapur (HCL) adanya reaksi yang terjadi
|
Tanah
|
Mengandung bahan
organik dengan tetesan H2O2
|
PH tanah
|
7,3
|
Vegetasi
|
Kelapa, pandan duri, tapak kuda, daun kuda-kuda
dan semak belukan.
|
Kemiringan Lereng
|
Bentuk lereng
|
Hadap lereng
|
Proses geomorfologi
|
90 o - 78 o = 12 o
90 o - 73 o = 17 o
90 o - 74 o =16 o
Hasilnya
= 15 o
|
Landai
|
Barat
laut
|
Pengangkatan lempeng
banyak di jumpai karang dan pasir putih yang banyak mengandung kapur.
|
Berdasarkan hasil pengukuran diatas maka
dapat disimpulkan bahwa daerah disumur tiga dulunya mengalami patahan dan
pengangkatan lempeng sehingga akibat adanya patahan tersebut terbentuk
topografi yang terjal dan lama kelamaan terjadi erosi dan menyebabkan
dibawahnya ada batuan besar. Salah satu sumur yang terdapat di daerah tersebut
airnya tawar disebabkan sumur yang digali lebih tinggi dari permukaan laut.
Batuan yang terdapat di sana ketika di teliti menggunakan HCL berbuih dan dapat
disimpulkan bahwa batuannya mengandung kapur. Dinamai sumur tiga karena daerah
tersebut memiliki sumur 3 buah dan letaknya agak berjauhan.
Gambar-gambar
hasil dari pengukuran antara lain
Gambar. Pengukuran sumur
pengukuran PH air
Gambar. Pengamatan batuan dan tanah menggunakan HCL dan H2O2
|
|
|
4.2 Mata
Ie Meule
Keterangan
|
Hasil
Pengukuran
|
Posisi
|
5 ͦ 51'50,6'' LU dan 95 ͦ 21'12,8’’ BT
|
Temperatur
air
|
28 ͦ C
|
Ketinggian
|
13 Mdpl
|
Suhu udara
|
28 ͦ C
|
Rasa &
Warna air
|
Tawar & Keruh
karena sedang hujan
|
pH air
|
7 (netral)
|
Jenis batuan
|
Batuan kapur
|
Ph tanah
|
7 netral
|
Ph tanah
|
6 (asam)
|
Tetesan HCl pada batu
|
Mengandung kapur. Terjadinya reaksi
|
Hcl pada tanah
|
Tidak berreaksi artinya tidak mengandung kapur
|
H2O2 Pada tanah
H2O2 pada batu
|
Mengandung bahan organic
Tidak mengandung bahan organic
|
Vegetasi
|
Kelapa,sirih
hutan, klayur, keladi, nira, jambu, dan melinjo, talas, pinang
|
Kelembaban
udara
|
93 %
|
Geologi
|
Hasil pengangkatan
|
Geomorfologi
|
BentuK lahan kars dan denudasional
|
lereng
|
60 landai
|
Hadap lereng
|
Barat Laut
|
Proses geologi
|
Proses marin
|
4.3 Benteng Jepang
Yang dimaksud Benteng Anoi Itam
adalah benteng peninggalan Jepang pada jaman dahulu di Anoi Itam, Benteng ini
terletak diatas bukit kota atas Sabang yang kini menjadi bukti sejarah. Dari
atas benteng ini kita dapat menikmati keindahan panorama kota Sabang. Di masa
lalu benteng ini dijadikan sebagai tempat berlindung bagi pasukan Jepang.
Banyak benteng Jepang tersebar di seluruh pulau Weh ini dan menjadi alasan
mengapa pulau ini dikenal sebagai “Kota Seribu Benteng”. Benteng-benteng itu
semuanya dibangun antara tahun 1942 dan 1945 yang dulunya saling terhubung
melalui terowongan-terowongan yang sekarang ditutup karena alasan keamanan.
Keterangan
|
Hasil Pengukuran
|
Posisi
|
5 ͦ 50' 49,3'' LU dan 95o
22' 25,5'' BT
|
Ketinggian
|
22 mdpl
|
Suhu udara
|
28o C
|
H2O2 pada batu
H2O2 Tanah
|
Sedikit mengalami reaksi(
mengandung bahan organk)
Mengandung unsure bahan organic
|
HCL Pada batu
HCL pada tanah
|
Berbuih, mengandung kapur
Terjadinya reaksi, mengandung
kapur
|
Stuktur tanah
|
Lempung berpasir
|
Tekstur tanah
Permiabel tanah
Warna tanah
|
Kasar dan halus
Rendah
Abu – abu kehitaman
|
Vegetasi
|
Pohon
kuda-kuda, bintaro, jati putoh, rumput teki, kelapa, dan pandan duri.
|
pH tanah
|
7 (netral)
|
Geologi
|
Proses pengankatan
|
Geomorfologi
|
Kars dan lipatan
|
Kelembaban
udara
|
95%
|
lereng
|
220 bergelombang
|
Hadap lereng
|
Timur laut
|
geologi
|
Karst dan struktural
|
Gambar. Pengukuran kemiringan lereng
Gambar.
Pengujian bahan organik tanah dan batu.
4.4 Anoi
Itam
Keterangan
|
Hasil pengukuran
|
Koordinat
|
5o50’14,1” LU dan 95o22’27” BT
|
Suhu air laut
|
25o C
|
PH air laut
|
7
(netral)
|
Temperatur air laut
|
28 o C
|
Warna air laut
|
Bening
|
Kelembaban
|
90%
|
Elevansi
|
2mdpl
|
Kemiringan
lereng
|
100
|
Arah
laut
|
780
timur laut
|
vegetasi
|
Cemara,
ketapang, kuda- kuda
|
Suhu
udara
|
250
C
|
Warna
pasir
|
Hitam
(karena letusan gunung berapi)
|
Tekstur
pasir
|
kasar
|
Struktur
pasir
|
Lepas
lepas
|
Ciri
pasir
|
Mengandung kwarsa dan breksi, sedikit
mengandung batu gamping
|
4.5 Gunung
Vulkanik Jaboi
Keterangan
|
Hasil
Pengamatan
|
Posisi
|
5 ͦ 47' 51,9'' LU dan 95o 19' 37,8'' BT
|
Temperatur
lubang ke 1
|
63oC
|
Temperatur
lubang ke 2
|
65oC
|
Temperatur
lubang ke 3
|
64oC
|
Suhu kawah
|
81 oC
|
Kelembaban
|
89 %
|
Suhu udara
|
25oC
|
Suhu air
|
28 oC
|
pH air lubang
|
7 (netral)
|
pH tanah
|
3(asam)
|
Ketinggian
|
103mdpl
|
Jenis batuan
H2O2
HCL
|
Batuan beku
Tidak bereaksi
Bereaksi ( mengadung bahan
organik)
|
Kemiringan lereng
|
200 bergelombang
|
geologi
|
Adanya
aktivitas gunung berapi yang masih aktif dengan kandngan belerang
|
4.6 Danau Aneuk laot
Tabel Data Pengamatan
Keterangan
|
Hasil
Pengamatan
|
Posisi
|
5o52'
24,4'' LU dan 95o
19' 33,6'' BT
|
Temperatur
air
|
28oC
|
pH
air
|
7
|
Ph tanah
|
6
|
Warna
air
|
Bening keruh
|
Suhu
udara
|
25o
C
|
Kelembaban
udara
|
85%
|
Rasa air
|
Tawar
|
Hcl pada batu
|
Mengandung kapur,
bereaksi
|
H2O2 Pada batu
|
Mengandung bahan
organic
|
Warna tanah
|
Hitam
|
Stuktur tanah
|
Lempung berpasir
|
Tekstur tanah
|
Liat, kasar
|
Ketinggian
|
38 mdpl
|
Vegetasi
|
Cemara, genjer, kangkung,
rumput, danurang-aring, kelapa, mangga , pinang.
|
Hadap lereng
|
Tenggara
|
Geomorfologi
|
Berupa lipatan dan dikelilingi pegunungan
|
Geologi
|
Adanya proses vulkanik
|
4.7 Bendungan Paya
Seunara
Hasil pengamatan :
Keterangan
|
Hasil Pengamatan
|
Posisi
|
5 ͦ 50' 39,1'' LU dan 95o
19' 17,8'' BT
|
Suhu udara
|
230 C
|
Proses
Geologi
|
Terjadinya proses pengangkatan
|
Proses
Geomorfologi
|
Dihasilkan oleh proses lipatan
|
pH air
|
6
|
PH tanah
|
6,6 asam lemah
|
Suhu air
|
24o C
|
Jenis batuan
|
Batuan beku.
|
Hcl pada batu
|
Tidak bereaksi
|
H2O2 pada
batu
|
Bereaksi mengandung bahan organik
|
Vegetasi
|
Orok-orok,
putri malu, trambesi,enceng gondok, pecut kuda,turi, dan kirinyu.
|
Kelembaban
|
93 %
|
ketinggian
|
98 mdpl
|
4.8 Pria Laot
Tabel Data Pengamatan
Keterangan
|
Hasil
Pengamatan
|
Posisi
|
5o50' 34'' LU dan 95o
17' 9'' BT
|
Suhu udara
|
34,5 0 C
|
Suhu kawah
|
920 C
|
Suhu kawah besar
|
800 C
|
Suhu air laut
|
7
|
PH air laut
|
6
|
PH tanah
|
6,5
|
Struktur tanah
|
Lepas – lepas
|
Tekstur tanah
|
Lempung berdebu
|
Hcl pada batu
|
Tidak bereaksi
|
H2O2 Pada batu
|
Mengandung bahan
organic
|
Warna lumpur
|
Abu gelap dan
mengandung sulfur
|
kelembaban
|
72 %
|
Ketinggian
|
38 mdpl
|
Vegetasi
|
Jamur, pohon mane, pohon belara, pandan berduri
|
Hadap lereng
|
Timur
|
Geomorfologi
|
Bentuk lahan asal proses structural dan marine
|
Geologi
|
Adanya proses vulkanik
|
4.9 Tugu Kilometer
Nol
Keterangan
|
Hasil pengukuran
|
Koordinat
|
5o24’2,6”LU & 95ยบ12’59,1” BT
|
Ketinggian
|
20 mdpl
|
Suhu udara
|
29,6oC
|
Kemiringan Lereng
|
19 o (agak curam)
|
Proses Geologi
|
Pengangkatan
|
Proses Geomorfologi
|
Struktural
|
Kelembaban udara
|
92 %
|
Vegetasi
|
Keutapang, dan mahoni
|
pH Tanah
|
5,3
|
4.10
Iboih dan Pulau Rubiah
Taman Laut Rubiah terletak sekitar
23,5 km sebelah barat kota Sabang, dapat dicapai melalui darat, atau sekitar 7
km dengan menggunakan perahu boat, dan terletak bersebelahan dengan desa Iboih.
Pemerintah Indonesia telah menentukan daerah perairan ini, sekitar 2600 hektar
sekitar pulau Rubiah sebagai daerah special nature reserve. Terletak di teluk
Sabang, dimana air disini relatif tenang dan sangat jernih (25 m visibility)
laut disini diisi oleh bermacam trumbu karang dan ikan bermacam warna. Dapat
ditemukan gigantic clams, angel fish, school of parrot fish, lion fish, sea
fans, dan banyak lagi.
Luas Pulau Rubiah sekira 35,79
hektare dan laus taman bawah laut Pulau Rubiah dan sekitarnya sekira 2.600
hektare, hutannya pun masih sangat asri, pantainya juga bersih," katanya
lagi. Keasrian Pulau Rubiah tampak jelas dari lepas pantai Teupin Layee, Iboih,
Sukakarya, Sabang. Lautnya yang bersih nan kebiru-biruan terlihat sampai
kedasar laut pada kedalam 5-20 meter.
Kemudian, di kedalaman 2-10 meter
ratusan jenis ikan hias sangat mudah dijumpai di sekitar Pulau Rubiah, tidak
hanya itu para wisatawan juga bisa menyaksikan langsung berbagai jenis terumbu
karang sambil bermain dengan ikan hias tersebut layaknya di kolam renang.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pulau
Weh yang berasal dari kata Weh (pindah) karena masyarakat aceh menyakini bahwa
pulau weh merupakan bagian dari daratan ujung samudera dahulunya. Namun dari
penelitian dilakukan bahwa pulau Weh merupakan hasil dari pengangkatan pada
jutaan tahun silam hal ini di tandai dengan banyaknya terdapat batuan yang
mengandung kapur dan topografinya berbukit-bukit dan terjal. Dengan adanya
proses pengangkatan terjadi proses vulkanisme hasil pertemuan antara lempeng
Eurasia dan Indo-Australia yang menghasilkan gunung api baik yang muncul di
permukaan pulau Weh maupun didalam laut yang ditandai dengan kawah belerang,
lumpur panas, air panas bumi dan gas belerang, serta mata air di laut. Pulau Weh
sangat bagus untuk dijadikan objek wisata karena banyak terdapat berbagai fenomena
alam yang sangat indah dan menarik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gosumatra.com/pulau-rubiah-aceh/
Comments