LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN II SABANG GEOGRAFI UNSYIAH



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
           Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya bagi para mahasiwa di semester V, dan tentunya setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan serta membuat laporan Kuliah Kerja Lapangan. Secara garis besar seperti yang kita lihat bahwa pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian praktek dalam skala kecil dengan intensitas yang terbatas, agar dapat memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa tentunya perlu melakukan pelatihan kerja secara langsungn di instansi atau lembaga - lembaga yang berkaitan dengan program studi yang ditempuh.
Praktek yang dilakukan oleh seorang geografiwan tentu harus membandingkan terlebih dahulu objek dari penelitiannya ke wilayah mana serta memiliki semua objek kajian geografi yang cocok terhadap apa yang di pelajari secara teori. Sehingga dengan menimbang dan memutuskan diwilayah mana praktek/observasi yang memiliki kesemua fenomena yang di teliti akhirnya memilih pulau weh di karenakan pulau weh banyak fenomenya-fenomena yang terjadi di sana untuk di jadikan tempat praktek/obserfasi dan tergolong hampir lengkap.  
           Kuliah keja lapangan dilaksanakan di Kota Sabang letaknya berada di Pulau Weh merupakan bagian dari Daerah Provinsi Aceh . Pulau Weh memiliki beberapa pulau di sekitarnya diantaranya Pulau Rubiah, Klah, Seulako dan Pulau Rondo.

1.2.  Rumusan Masalah
1.    bagaimana cara menghitung kemiringan lereng di tiap lokasi ?
2.    bagaimana suhu udara disetiap lokasi ?
3.    bagaimana cara mengetahui ph air dan tanah ?
4.    bagaimana cara menghitung nilai kelembaban dan ketinggian tempat dari permukaan laut ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari kuliah kerja lapangan (KKL) ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk menempuh pengalaman atau melihat dari dekat dunia kerja pada daerah yang ada kaitannya dengan kajian bidang ilmu yang bersangkutan.
2.    Dapat memahami rangkaian kegiatan pada daerah tersebut
3.    Dapat memberikan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah

1.4.Waktu dan Tempat
Kuliah kerja lapangan (KKL) II di sabang ini dilakukan pada beberapa tempat, antara lain sebagai berikut
1.    Sumur tiga, dilakukan pada hari sabtu, 3 Desember 2016, pukul 09.30 WIB.
2.    Mata ie, dilakukan pada hari sabtu, 3 Desember 2016, pukul 12.00 WIB.
3.    Benteng jepang kelurahan anoi hitam, dilakukan pada hari sabtu, 3 Desember 2016, pukul 01.00 WIB.
4.    Anoi hitam, dilakukan pada hari minggu 3 Desember 2016, pukul 02.00 WIB.
5.    Jaboi, dilakukan pada hari sabtu 3 Desember 2016, pukul 04.00 WIB.
6.    Danau aneuk laot, dilakukan pada hari minggu 4 Desember 2016, pukul 09.30 WIB.
7.    Bendungan Paya Sinara Kec. Suka karya, dilakukan pada hari  minggu 4 Desember 2016, pukul 10.30 WIB.
8.    Pria laot, dilakukan pada hari minggu 4 Desember 2016, pukul 11.30 WIB.
9.    KM 0, dilakukan pada hari minggu 4 Desember 2016, pukul 15.00 WIB.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.       Batuan
            Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang beraneka ragam.

2.2.       Kemiringan lereng
            Kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang disebabakan oleh daya-daya eksogen dan gaya-gaya endogen yang terjadi sehingga mengakibatkan perbedaan letak ketinggian titik-titik diatas permukaan bumi. 


https://lh5.googleusercontent.com/u98AGaTg7Anx_rj2CE6lUiPfgN0RwAlWT9JDCNqU4ws=w516-h238

Posisi lereng terdiri dari puncak lereng, lereng atas, lereng tengah, lerengbawah, dan kaki lereng. Pergerakan air secara vertikal akan melarutkan bahanbahantanah dan mengakibatkan bahan-bahan tanah menurun serta terakumulasi dilereng bawah. Posisi lereng turut mempengaruhi besar aliran permukaan. Air yangmengalir di permukaan tanah akan terkumpul di bagian bawah lereng, dengandemikian berarti lebih banyak air yang mengalir dan makin besar kecepatannya dibagian bawah lereng.

2.3.       Suhu Udara
          Suhu udara adalah keadaan panas udara yang di sebabkan oleh panas matahari. Factor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya panas matahari yang di terima oleh bumi adalah keadaan awan, keadaan bidang permukaan, sudut sinar datang, dan lamanya penyinaran matahari. Suhu udara di permukaan bumi bervariasi karena sinar matahari menyebar tidak merata di permukaan bumi.

2.4.            Kelembaban udara
            Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap.

2.5.            Suhu Air laut
            Suhu air laut adalah suatu faktor yang penting bagi kehidupan organisme di lautan, hal ini disebabkan karena suhu mempengaruhi perkembangan organisme-organisme tersebut. Suhu air laut di permukaan bumi menunjukkan ada perbedaan-perbedaan walupun tidak besar, seperti suhu air di Samudera Atlantik rata-rata 16,9° C; suhu air di Samudra Hindia rata-rata 17,0° C; dan suhu air di Samudra Pasifik rata-rata 19,1° C Rata suhu air laut di dunia 17,4°C.

2.6.            Pasir
            Pasir merupakan material granular alami yang belum terkonsolidasi. Pasir terdiri dari butiran-butiran yang berukuran dari 1/16 – 2 mm. Pasir terbentuk karena adanya proses pelapukan fisik dan kimia pada batuan. Proses pelapukan ini biasanya dipelajari secara terpisah, tetapi pada kenyataannya kedua proses ini biasanya berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung dalam proses pelapukan

2.7.            Vegetasi
            Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Ada pula yang mengartikan vegetasi sebagai semua spesies tumbuhan yang terdapat dalam suatu wilayah yang luas, yang memperlihatkan pola distribusi menurut ruang dan waktu.


2.8.            Sistem koordinat geografis
            sering disebut dengan sistem koordinat geodetis ini dikembangkan oleh Greenwich (dari Inggris) yang membagi bumi menjadi dua bagian irisan yaitu irisan melintang yang disebut dengan garis lintang mulai dari katulistiwa (equator), membesar ke arah kutub (utara maupun selatan) sedangkan yang lain membujur mulai dari garis Greenwich (dekat dengan Inggris) membesar ka arah barat dan timur. Satuan skala koordinat dibagi dalam derajat lintang 0° sampai 90° dan bujur 0° sampai 180°. Lintang berada di utara dan selatan equator, sedangkan bujur memanjang dari timur ke barat dari bujur Greenwich. Koordinat ini biasanya ditulis dalam satuan derajat, menit, dan detik, misalnya 110°35’32”, dan seterusnya.

2.9.        Ketinggian Tempat
            Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius.

2.10.        Proses-proses geologi
            Proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi di Bumi baik yang berasal dari dalam Bumi (Endogen) maupun yang berasal dari luar Bumi (Eksogen). Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi seperti orogenesa dan epirogenesa magmatisme dan aktivitas Vulkanisme, sedangkan gaya eksogen adalah gaya yang bekerja di permukaan bumi seperti pelapukan, erosi dan mass-wasting serta sedimentasi.

2.11.        Proses Geomorfologi
            Secara garis besar, tenaga dan proses geomorfologi itu dapat dikelompokkan atas 3 golongan. Adapun mengenai Tanaga eksogen, merupakan tenaga dari luar bumi, tenaga ini menimbulkan proses perubahan pada permukaan bumi yang disebut proses eksogen atau proses epigen. Air yang mengalir di permukaan bumi, adanya angin yang bertiup, gletser yang bergerak, adanya gelombang dan arus laut, penyinaran matahari, hujan, turunnya salju dan sebagainya, merupakan kekuatan yang dapat menyebabkan terjadinya prose perubahan pada permukaan bumi.
2.12.           pH tanah
            PH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan skalah pH yang disebut pH menter. Selain menggunakan pH meter,mengukur pH tanah bisa juga dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus. Namun pengukuran menggunakan kertas lakmus memiliki keterbatasan karena tidak bisa diketahui angka skala pH tersebut.

2.13.        Topografi
Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah,termasuk di dalamnya adalah perbedaan kemiringan lereng, panjang lereng,bentuk lereng, dan posisi lereng. Topografi merupakan salah satu factor membentuk tanah. Topografi dalam proses pembentukan tanah mempengaruhi:
a.       Jumlah air hujan yang meresap atau ditahan oleh massa tanah;
b.      Dalamnya air tanah;
c.       Besarnya erosi;
d.      Arah gerakan air berikut bahan terlarut di dalamnya dari satu tempat ke tempat lain (Hardjowigeno, 1993).
Hubungan antara lereng dengan sifat-sifat tanah tidak selalu sama disemua tempat, hal ini disebabkan karena faktor-faktor pembentuk tanah yang berbeda di setiap tempat. Keadaan topografi dipengaruhi oleh iklim terutama oleh curah hujan dan temperatur (Salim, 1998).









BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1    Alat Dan Bahan
a)      2 Batang Stok Kayu ukuran 1 m
b)      Higrometer
c)      Meteran
d)     Unting-Unting
e)      Tali/benang
f)       Palu geologi
g)      Gunting/cutter
h)      Pipet tetes
i)        Kaca Pembesar
j)        Termometer
k)      HCL
l)        H2O2
m)    Kertas lakmus
n)      Timba
o)      GPS
p)      Busur
q)      Kompas

3.2    Langkah- Langkah Kerja
1.Pengukuran Lereng
      Dalam melakukan pengukuran lereng, langkah kerja yang dilakukan adalah:
a.       Mencari bentuk lahan yang miring.
b.      Menancapkan sebuah kayu berukuran 1 meter, tegak lurus di permukaan tanah.
c.       Gantungkan unting-unting dengan menggunakan benang pada ujung kayu yang tegak tadi untuk memastikan bahwa kayu sudah benar-benar berdiri dengan tegak dan lurus.
d.      Kemudian letakkan kayu yang lain sejajar dengan permukaan tanah sehingga membentuk sudut kemiringan lereng.
e.       Lalu ukur sudut pertemuan antara dua buah kayu tersebut dengan menggunakan busur.
f.       Hasil yang didapat kemudian dikurangi dengan 90แต’ sehingga didapatkan kemiringan lereng terhadap permukaan tanah.
g.      Hadap lereng dapat di lihat dengan menggunakan kompas.
h.      Panjang lereng dapat diukur dengan menggunakan meteran

1.    Mengetahui Kadar Kapur dan Bahan Organik
a.    Kadar zat Kapur
Untuk mengetahui kadar kapur di dalam batuan maupun tanah dapat dilakukan dengan cara meneteskan cairan HCl pada tanah ataupun batuan tersebut. Apabila terjadi reaksi maka menandakan bahwa tanah/batuan tersebut mengandung kapur. Sebaliknya bila tidak terjadi reaksi maka menandakan bahwa tanah/batuan tersebut tidak mengandung zat kapur.
b.    Kadar Bahan Organik
Untuk mengetahui kadar bahan organik di dalam batuan maupun tanah dapat dilakukan dengan cara meneteskan cairan H2O2 pada tanah ataupun batuan tersebut. Apabila terjadi reaksi maka menandakan bahwa tanah/batuan tersebut mengandung bahan organik. Sebaliknya bila tidak terjadi reaksi maka menandakan bahwa tanah/batuan tersebut tidak mengandung bahan organik
.
2.    Mengukur Suhu
Untuk mengukur suhu baik itu suhu udara maupun suhu air maka alat yang digunakan adalah termometer. Untuk mengukur suhu udara, termometer hanya perlu di pegang pada bagian atasnya secara tegak lurus pada daerah yang terdapat udara bebas. Dan kemudian bisa di lihat pada termometer sampai mana air raksa di dalam termometer akan naik dan berhenti, maka itulah suhunya.
Sedangkan untuk pengukuran air, termometer yang bagian bawah (air raksa) dicelupakan ke dalam air yang ingin diukur suhunya, dan dipegang scara tegak lurus juga pada bagian atas. . Dan kemudian bisa di lihat pada termometer sampai mana air raksa di dalam termometer akan naik dan berhenti, maka itulah suhunya.

3.    Megukur Posisi (Koordinat) dan Elevasi
Mengukur posisi tempat observasi berlangsung serta elevasinya dapat diukur dengan menggunakan alat GPS.

4.    Mengukur Sumur
Langkah-langkah dalam mengukur sumur adalah:
a.    Tentukan sumur. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran yang diberi pemberat di ujungnya untuk memudahkan pengukuran.
b.    Ukurlah jarak dari permukaan tanah ke bibir sumur
c.    Kemudian ukurlah diameter cincin sumur
d.   Ukurlah jarak atau tinggi dari permukaan air sumur ke bibir sumur
e.    Ukurlah kedalaman sumur hingga bibir sumur.
f.     Hitunglah kedalaman muka air dengan cara jarak permukaan air ke bibir sumur dikurang dengan jarak dari permukaan tanah ke bibir sumur.

5.    Mengukur pH
Untuk mengukur pH langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1.    ph air
2.    Ambillah air pada sumur atau air laut secukupnya
3.    Teteskanlah air tersebut pada kertas lakmus.
4.    Amatilah reaksinya.
5.    Setelah bereaksi, cocokkanlah warna tersebut dengan yang ada pada kotak kertas lakmus.
6.    Tentukanlah pH-nya dengan cara melihat angka pada warna yang telah dicocokkan.
a)   pH tanah
1.    Ambillah secukupnya dan masukan ke dalam wadah kemudian larutkan dengan air netral.
2.    Celupkan kertas lakmus pada larutan tersebut.
3.    Amatilah reaksinya.
4.    Setelah bereaksi, cocokkanlah warna tersebut dengan yang ada pada kotak kertas lakmus.
5.    Tentukanlah pH-nya dengan cara melihat angka pada warna yang telah dicocokkan.


BAB IV
HASIL OBSERVASI


4.1 Sumur Tiga









·         Tabel Hasil pengukuran di air sumur
Keterangan
Hasil Pengukuran
Posisi
50 25 '25,3'' LU dan 95 ͦ 20'29,2'' BT
Suhu udara
26,3 oC
Kedalaman muka air ke cincin
 4,27 m
Warna
Jernih dan bening
Kedalaman dasar sumur ke cincin
5,6 m
Kelembaban
90% sangat tinggi
Tinggi permukaan tanah ke bibir sumur
56 cm
Bibir sumur
10cm
Ph air
7 netral
Diameter sumur
127cm
Muka air ke muka sumur
3,9m
Rasa air sumur
Tawar & tidak berbau
Suhu air sumur
28oC
Ketinggian
14 Mdpl
Warna air sumur
Bening


·         Tabel hasil pengukuran Tanah
Keterangan
Hasil pengukuran
Jenis batuan
 Batuan kapur (HCL)  adanya reaksi yang terjadi
Tanah
Mengandung bahan organik dengan tetesan H2O2
PH tanah
7,3
Vegetasi
Kelapa, pandan duri, tapak kuda, daun kuda-kuda dan semak belukan.

Kemiringan Lereng
Bentuk lereng
Hadap lereng
Proses geomorfologi
90 o - 78 o = 12 o
90 o -  73 o = 17 o
90 o -  74 o =16 o
Hasilnya = 15 o
Landai
Barat laut
Pengangkatan lempeng banyak di jumpai karang dan pasir putih yang banyak mengandung kapur.

      Berdasarkan hasil pengukuran diatas maka dapat disimpulkan bahwa daerah disumur tiga dulunya mengalami patahan dan pengangkatan lempeng sehingga akibat adanya patahan tersebut terbentuk topografi yang terjal dan lama kelamaan terjadi erosi dan menyebabkan dibawahnya ada batuan besar. Salah satu sumur yang terdapat di daerah tersebut airnya tawar disebabkan sumur yang digali lebih tinggi dari permukaan laut. Batuan yang terdapat di sana ketika di teliti menggunakan HCL berbuih dan dapat disimpulkan bahwa batuannya mengandung kapur. Dinamai sumur tiga karena daerah tersebut memiliki sumur 3 buah dan letaknya agak berjauhan.

Gambar-gambar hasil dari pengukuran antara lain








 








      Gambar. Pengukuran sumur                                                           pengukuran PH air







 








      Gambar. Pengamatan batuan dan tanah menggunakan HCL dan H2O2







4.2 Mata Ie Meule






     
     



Keterangan
Hasil Pengukuran
Posisi
5 ͦ 51'50,6'' LU dan 95 ͦ 21'12,8’’ BT
Temperatur air
28 ͦ C
Ketinggian
13 Mdpl
Suhu udara
28  ͦ C
Rasa & Warna air
Tawar & Keruh karena sedang hujan
pH air
7 (netral)
Jenis batuan
Batuan kapur
Ph tanah
7 netral
Ph tanah
6 (asam)
Tetesan HCl pada batu
Mengandung kapur. Terjadinya reaksi
Hcl pada tanah
Tidak berreaksi artinya tidak mengandung kapur
H2O2 Pada tanah
H2O2 pada batu
Mengandung bahan organic
Tidak mengandung bahan organic
Vegetasi
Kelapa,sirih hutan, klayur, keladi, nira, jambu, dan melinjo, talas, pinang
Kelembaban udara
93 %
Geologi
Hasil pengangkatan
Geomorfologi
BentuK lahan kars dan denudasional
lereng
60 landai
Hadap lereng
Barat Laut
Proses geologi
Proses marin















 







                                                                 











 











4.3 Benteng Jepang
            Yang dimaksud Benteng Anoi Itam adalah benteng peninggalan Jepang pada jaman dahulu di Anoi Itam, Benteng ini terletak diatas bukit kota atas Sabang yang kini menjadi bukti sejarah. Dari atas benteng ini kita dapat menikmati keindahan panorama kota Sabang. Di masa lalu benteng ini dijadikan sebagai tempat berlindung bagi pasukan Jepang. Banyak benteng Jepang tersebar di seluruh pulau Weh ini dan menjadi alasan mengapa pulau ini dikenal sebagai “Kota Seribu Benteng”. Benteng-benteng itu semuanya dibangun antara tahun 1942 dan 1945 yang dulunya saling terhubung melalui terowongan-terowongan yang sekarang ditutup karena alasan keamanan.

benteng+di+sabang.png (800×534)












Keterangan
Hasil Pengukuran
Posisi
5 ͦ 50' 49,3'' LU dan 95o 22' 25,5'' BT
Ketinggian
22 mdpl
Suhu udara
28o C
H2O2 pada batu

H2O2 Tanah
Sedikit mengalami reaksi( mengandung bahan organk)
Mengandung unsure bahan organic
HCL Pada batu
HCL pada tanah
Berbuih, mengandung kapur
Terjadinya reaksi, mengandung kapur
Stuktur tanah
Lempung berpasir
Tekstur tanah
Permiabel tanah
Warna tanah
Kasar dan halus
Rendah
Abu – abu kehitaman
Vegetasi
Pohon kuda-kuda, bintaro, jati putoh, rumput teki, kelapa, dan pandan duri.
pH tanah
7 (netral)
Geologi
Proses pengankatan
Geomorfologi
Kars dan lipatan
Kelembaban udara
95%
lereng
220 bergelombang
Hadap lereng
Timur laut
geologi
Karst dan struktural

            Gambar. Pengukuran kemiringan lereng















 








                        Gambar. Pengujian bahan organik tanah dan batu.
4.4 Anoi Itam


 











Keterangan
Hasil pengukuran
Koordinat
5o50’14,1” LU dan  95o22’27” BT
Suhu air laut
25o C
PH air laut
7 (netral)
Temperatur air laut
28 o C
Warna air laut
Bening
Kelembaban
90%
Elevansi
2mdpl
Kemiringan lereng
100
Arah laut
780 timur laut
vegetasi
Cemara, ketapang, kuda- kuda
Suhu udara
250 C
Warna pasir
Hitam (karena letusan gunung berapi)
Tekstur pasir
kasar
Struktur pasir
Lepas lepas
Ciri pasir
Mengandung kwarsa dan breksi, sedikit mengandung batu gamping












1216_Berjalan_bertelanjang_kaki_diatas_pasirnya_pada_sore_hari_disebut_dapat_membuat_kita_lebih_rileks.jpg (600×400)


















4.5 Gunung Vulkanik Jaboi
dsc_4378.jpg (380×254)









Keterangan
Hasil Pengamatan
Posisi
5 ͦ 47' 51,9'' LU dan 95o 19' 37,8'' BT
Temperatur lubang ke 1
63oC
Temperatur lubang ke 2
65oC
Temperatur lubang ke 3
64oC
Suhu kawah
81 oC
Kelembaban
89 %
Suhu udara
25oC
Suhu air
28 oC
pH air lubang
7 (netral)
pH tanah
3(asam)
Ketinggian
103mdpl
Jenis batuan
H2O2
HCL
Batuan beku
Tidak bereaksi
Bereaksi ( mengadung bahan organik)
Kemiringan lereng
200 bergelombang
geologi
Adanya aktivitas gunung berapi yang masih aktif dengan kandngan belerang







































181014kawaH.jpg (640×384)
                       







4.6 Danau Aneuk laot
Danau+Aneuk+Laot+(1).JPG (1025×638)

Tabel Data Pengamatan
Keterangan
Hasil Pengamatan
Posisi
5o52' 24,4'' LU dan 95o 19' 33,6'' BT
Temperatur air
28oC
pH air
7
Ph tanah
6
Warna air
Bening keruh
Suhu udara
25o C
Kelembaban udara
85%
Rasa air
Tawar
Hcl pada batu
Mengandung kapur, bereaksi
H2O2 Pada batu
Mengandung bahan organic
Warna tanah
Hitam
Stuktur tanah
Lempung berpasir
Tekstur tanah
Liat, kasar
Ketinggian
38 mdpl
Vegetasi
Cemara, genjer, kangkung, rumput, danurang-aring, kelapa, mangga , pinang.
Hadap lereng
Tenggara
Geomorfologi
Berupa lipatan dan dikelilingi pegunungan
Geologi
Adanya proses vulkanik


4.7 berita_179155_800x600_IMG_20150701_095110.jpg (800×600)Bendungan Paya Seunara










      Hasil pengamatan :
Keterangan
Hasil Pengamatan
Posisi
5 ͦ 50' 39,1'' LU dan 95o 19' 17,8'' BT
Suhu udara
230 C
Proses Geologi
Terjadinya proses pengangkatan
Proses Geomorfologi
Dihasilkan oleh proses lipatan
pH air
6
PH tanah
6,6 asam lemah
Suhu air
24o C
Jenis batuan
Batuan beku.
Hcl pada batu
Tidak bereaksi
H2O2 pada batu
Bereaksi mengandung bahan organik
Vegetasi
Orok-orok, putri malu, trambesi,enceng gondok, pecut kuda,turi, dan kirinyu.
Kelembaban
93 %
ketinggian
98 mdpl






























4.8 Pria Laot


 












Tabel Data Pengamatan
Keterangan
Hasil Pengamatan
Posisi
5o50' 34'' LU dan 95o 17' 9'' BT
Suhu udara
34,5 0 C
Suhu kawah
920 C
Suhu kawah besar
800 C
Suhu air laut
7
PH air laut
6
PH tanah
6,5 
Struktur tanah
Lepas – lepas
Tekstur tanah
Lempung berdebu
Hcl pada batu
Tidak bereaksi
H2O2 Pada batu
Mengandung bahan organic
Warna lumpur
Abu gelap dan mengandung sulfur
kelembaban
72 %
Ketinggian
38 mdpl
Vegetasi
Jamur, pohon mane, pohon belara, pandan berduri
Hadap lereng
Timur
Geomorfologi
Bentuk lahan asal proses structural dan marine
Geologi
Adanya proses vulkanik















































































4.9   Tugu Kilometer Nol


Nol+Kilometer.jpg (896×672)
 










Keterangan
Hasil pengukuran
Koordinat
5o24’2,6”LU & 95ยบ1259,1” BT
Ketinggian
20 mdpl
Suhu udara
29,6oC
Kemiringan Lereng
19 o (agak curam)
Proses Geologi
Pengangkatan
Proses Geomorfologi
Struktural
Kelembaban udara
92 %
Vegetasi
Keutapang, dan mahoni
pH Tanah
5,3




















4.10         Iboih dan Pulau Rubiah
7080_T01488_pre02_deviantart_net_add3_th_pre_f_2011_180_3_f_pantai_iboih_sabang_by_geraldinefakhmiakbard3kfe7v.jpg (1095×730)
           Taman Laut Rubiah terletak sekitar 23,5 km sebelah barat kota Sabang, dapat dicapai melalui darat, atau sekitar 7 km dengan menggunakan perahu boat, dan terletak bersebelahan dengan desa Iboih. Pemerintah Indonesia telah menentukan daerah perairan ini, sekitar 2600 hektar sekitar pulau Rubiah sebagai daerah special nature reserve. Terletak di teluk Sabang, dimana air disini relatif tenang dan sangat jernih (25 m visibility) laut disini diisi oleh bermacam trumbu karang dan ikan bermacam warna. Dapat ditemukan gigantic clams, angel fish, school of parrot fish, lion fish, sea fans, dan banyak lagi.
           Luas Pulau Rubiah sekira 35,79 hektare dan laus taman bawah laut Pulau Rubiah dan sekitarnya sekira 2.600 hektare, hutannya pun masih sangat asri, pantainya juga bersih," katanya lagi. Keasrian Pulau Rubiah tampak jelas dari lepas pantai Teupin Layee, Iboih, Sukakarya, Sabang. Lautnya yang bersih nan kebiru-biruan terlihat sampai kedasar laut pada kedalam 5-20 meter.
           Kemudian, di kedalaman 2-10 meter ratusan jenis ikan hias sangat mudah dijumpai di sekitar Pulau Rubiah, tidak hanya itu para wisatawan juga bisa menyaksikan langsung berbagai jenis terumbu karang sambil bermain dengan ikan hias tersebut layaknya di kolam renang.











116.jpg (960×720)



glass-bottom-boat-keliling-pulau-rubiah-3-sabang-nad-indonesia.jpg (2560×1920)



DSCN0194.jpg (500×330)
 































BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
           Pulau Weh yang berasal dari kata Weh (pindah) karena masyarakat aceh menyakini bahwa pulau weh merupakan bagian dari daratan ujung samudera dahulunya. Namun dari penelitian dilakukan bahwa pulau Weh merupakan hasil dari pengangkatan pada jutaan tahun silam hal ini di tandai dengan banyaknya terdapat batuan yang mengandung kapur dan topografinya berbukit-bukit dan terjal. Dengan adanya proses pengangkatan terjadi proses vulkanisme hasil pertemuan antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang menghasilkan gunung api baik yang muncul di permukaan pulau Weh maupun didalam laut yang ditandai dengan kawah belerang, lumpur panas, air panas bumi dan gas belerang, serta mata air di laut. Pulau Weh sangat bagus untuk dijadikan objek wisata karena banyak terdapat berbagai fenomena alam yang sangat indah dan menarik.


DAFTAR PUSTAKA


http://www.gosumatra.com/pulau-rubiah-aceh/

Comments

Popular posts from this blog

contoh PROPOSAL PENANAMAN MANGROVE

MAKALAH SEJARAH KOMPUTER DAN PERANGKATNYA ( HARDWARE DAN SOFTWARE)